14-Surat Ika Anggraini untuk Presiden terkait #DampakBurukFreeTrade

WTO_Posterlowres

            Bicara mengenai perekonomian Indonesia tak pernah ada habisnya, karena Indonesia adalah negara yang peka terhadap keadaan tersebut. Salah satunya masalah perekonomian yang sedang kita hadapi adalah perdagangan bebas. Perdagangan bebas adalah sebuah keadaan dimana negara menyerahkan segala peran ekonomi kepada pihak swasta. Beberapa kegiatan pihak swasta yang ingin menggalakkan perekonomian tersebut adalah KTT APEC dan KTM WTO. APEC ( Asia-Pacific Economic Cooperation ) adalah organisasi ekonomi swasta yang akan datang ke Indonesia untuk mendeklarasikan program perekonomiannya di tahun 2013 ini dengan Indonesia sebagai tuan rumah ( Bali ) pada 5-7 Oktober 2013. Ini adalah kunjungan ke 21.

KTT APEC yang mengusung tema “Reslient Asia Pacific, Engine of Global Growth” yaitu guna menjawab tantangan negara yang berada dalam pengaruh krisis keuangan dan ekonomi dunia. APEC melandaskan kerja sama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu: liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, dan kerja sama ekonomi dan teknik (ECOTECH).

Memang Indonesia patut bangga karena Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah APEC. Agaknya makna landasan APEC diatas bisa dimaknai ambigu, karena secara tidak langsung Indonesia dimasuki perekonomian swasta yang tentunya banyak juga dampak negatifnya diantaranya adalah lumpuhnya peran Indonesia, hilangnya lapangan kerja bagi masyarakat.

Tidak itu saja, bisa saja pihak swasta memanfaatkan keadaan ini untuk menduduki perekonomian Indonesia. Mendorong investasi asing untuk menaruh sahamnya disini, tetapi berpikirlah pasti itu hanya menguntungkan satu pihak saja. Ekonomi di Indonesia ini berasakan demokrasi masyarakat, masyarakat tak menginginkan yang berbelit-belit.

Mereka hanya menginginkan bagaimana Presiden RI dan jajarannya mau mendengarkan aspirasi mereka. Hal itu bisa diwujudkan dengan pemerataan lapangan kerja, dan yang lebih bagusnya lagi jika pihak swasta mau memberikan pekerjaan dan pelatihan-pelatihan yang dapat mendasari kemampuan mereka. Disamping itu KTT WTO. WTO ( World Trade Organisation ) juga ingin melakukan hal yang sama, dampak positifnya untuk mengurangi angka kemiskinan serta menciptakan kesempatan kerja. Dan sekarang akan kita bahas kembali, saya setuju karena dapat mengurangi kesenjangan sosial. Tetapi apakah kalimat tersebut sudah terealisasi, contohnya saja di kota-kota besar masih ada pemulung botol air mineral yang itu sama sekali tidak mencerminkan kesuksesan yang baik di bidang ekonomi.

Selain itu PT Freeport, perusahaan swasta yang menggali keindahan alam papua, jatuhnya banyak karyawannya menandakan betapa buruknya relasi hubungan antara pemilik perusahaan dan karyawannya. Mengapa kita harus sibuk dengan kegiatan yang belum tentu sesuai dengan hati masyarakat ? Masih banyak cara lain yang dapat kita tiru seperti negara Jepang yang sangat mencintai produknya. Yang saya takutkan adalah, hak-hak masyarakat yang seharusnya ada di tangan mereka, kemudian hilang dan tak terdengarkan. Peningkatan kesenjangan sosial selalu terjadi, saya berpendapat bahwa kita harus bergerak secara rasional memberdayakan masyarakat, mengembangkan UKM agar menjadi pusat perhatian dunia.

Saya yakin Indonesia pasti bisa, kita rangkul bersama satu tujuan ini. Jepang, negara yang memiliki luas daerah yang lebih kecil dari Indonesia saja mampu membuktikan pada dunia. Boleh adanya perusahaan asing atau swasta tetapi agaknya harus disesuaikan dengan keadaan masyarakat Indonesia, saya setuju jika pihak asing ini turut mempromosikan UKM atau perusahaan dalam negeri dalam KTT APEC dan KTT WTO. Agar Inndonesia bisa satu langkah lebih maju.

Leave a comment